top of page

Mengapa Keratin Menyebabkan Pembentukan Milia?

  • Writer: Reall Face
    Reall Face
  • 22 hours ago
  • 4 min read

Daftar Isi


Keratin menyebabkan terbentuknya milia ketika protein kulit yang kuat ini terjebak di bawah lapisan permukaan, sering kali akibat peluruhan sel kulit mati yang melambat atau terganggu. Faktor seperti penuaan, paparan sinar matahari, penggunaan produk perawatan kulit yang berat, dan kondisi kulit tertentu dapat menghambat pergantian sel yang normal, sehingga keratin menumpuk dan membentuk kista kecil berwarna putih yang disebut milia. Memahami bagaimana keratin bisa terperangkap dan apa saja yang meningkatkan risikonya dapat membantu mengidentifikasi strategi pencegahan dan penanganan yang efektif, yang akan dibahas lebih lanjut di bawah ini.


Peran Keratin dalam Struktur Kulit


Keratin, sebuah protein berserat yang kuat, berfungsi sebagai tulang punggung struktural kulit, serta rambut dan kuku, memastikan jaringan-jaringan ini memiliki kekuatan dan ketahanan. Di dalam kulit, sel-sel khusus yang disebut keratinosit memproduksi keratin, memainkan peran penting dalam menjaga barrier pelindung kulit. Barrier ini sangat penting untuk melindungi dari ancaman lingkungan, seperti bakteri dan zat-zat berbahaya, serta untuk mempertahankan kelembapan alami kulit. Lapisan terluar kulit stratum korneum—sangat kaya akan keratin, membentuk perisai yang mendukung kebebasan pribadi dengan menjaga kesehatan dan kemandirian hidup. Melalui proses keratinisasi, sel-sel kulit matang dan bermigrasi ke permukaan, menciptakan lapisan yang tahan lama. Setiap gangguan pada produksi atau pergantian keratin dapat memengaruhi proses ini, yang pada akhirnya berdampak pada kesehatan kulit dan fungsinya secara keseluruhan.


Bagaimana Keratin Terperangkap di Bawah Kulit


Ketika ritme alami pergantian sel kulit mengalami hambatan, dapat terjadi penumpukan sel kulit mati, yang menyebabkan terperangkapnya protein penting di bawah permukaan kulit. Keratin, yang penting untuk integritas kulit, bisa terperangkap ketika sel kulit mati tidak terangkat dengan efektif. Proses ini lebih sering terjadi seiring bertambahnya usia karena pembaruan sel yang melambat, atau ketika kulit rusak akibat stres lingkungan seperti paparan sinar matahari. Selain itu, penggunaan krim atau minyak berat dapat menyumbat pori-pori, sehingga semakin menghambat proses eksfoliasi alami. Kondisi seperti eksim atau dermatitis juga mengganggu fungsi normal kulit, sehingga meningkatkan potensi keratin terperangkap. Pada bayi baru lahir, kulit yang masih belum matang dan proses eksfoliasi yang masih berkembang secara alami membuat mereka lebih rentan terhadap milia, yang menggambarkan bahwa keratin yang terperangkap dapat memengaruhi segala usia. Penggunaan rutin produk non-komedogenik dan rutinitas perawatan kulit yang konsisten dapat membantu meminimalkan risiko penyumbatan pori serta mendukung pergantian sel kulit yang sehat, sehingga mengurangi kemungkinan keratin terperangkap di bawah kulit.


Faktor-Faktor yang Mendorong Akumulasi Keratin


Meskipun kulit dirancang untuk memperbarui dirinya secara teratur, beberapa faktor dapat mengganggu proses alami ini, yang menyebabkan penumpukan keratin di bawah permukaan. Penurunan pergantian sel kulit, yang sering terjadi seiring penuaan atau kondisi kulit tertentu, memperlambat pengangkatan sel-sel mati sehingga keratin menumpuk. Penggunaan produk perawatan kulit yang berat atau bersifat oklusif dapat menjebak sel kulit mati dan keratin di dalam folikel rambut, sehingga eksfoliasi menjadi tidak efektif. Kerusakan akibat sinar matahari atau cedera juga dapat mengganggu proses eksfoliasi normal, sehingga keratin terperangkap. Selain itu, kondisi kulit seperti eksim atau dermatitis melemahkan lapisan pelindung kulit, sehingga meningkatkan retensi keratin. Perubahan hormon selama masa pubertas atau kehamilan juga memengaruhi pergantian sel kulit, sehingga meningkatkan kemungkinan munculnya kista berisi keratin. Kesadaran terhadap faktor-faktor ini mendukung pengambilan keputusan perawatan kulit yang bijak dan otonomi pribadi.


Perbedaan Antara Pembentukan Milia Primer dan Sekunder


Milia adalah kista kecil berwarna putih atau kekuningan yang muncul tepat di bawah permukaan kulit. Milia dapat dibagi menjadi dua kategori utama: milia primer dan milia sekunder. Milia primer terbentuk ketika keratin terperangkap di bawah kulit tanpa penyebab yang jelas, dan sering terjadi baik pada bayi baru lahir maupun orang dewasa. Sebaliknya, milia sekunder berkembang setelah kulit mengalami trauma, luka bakar, atau penggunaan produk berat secara berkepanjangan, yang menandakan adanya gangguan pada kulit. Milia primer umumnya dapat hilang dengan sendirinya—terutama pada bayi—sedangkan milia sekunder dapat bertahan hingga penyebab utamanya diatasi. Tabel di bawah ini memperjelas perbedaan keduanya:

Fitur

Milia Primer

Penyebab

Keratin terperangkap secara spontan

Kelompok Usia Umum

Bayi baru lahir, dewasa

Penyembuhan

Sering sembuh sendiri

Riwayat Kulit

Tidak ada kerusakan sebelumnya

Fitur

Milia Sekunder

Penyebab

Trauma atau kerusakan kulit

Kelompok Usia Umum

Semua usia

Penyembuhan

Memerlukan penanganan penyebab utama

Riwayat Kulit

Pernah mengalami cedera atau perubahan


Intervensi profesional, seperti ekstraksi profesional oleh dokter kulit yang terlatih, sering direkomendasikan untuk milia yang membandel atau persisten agar proses pengangkatannya aman dan efektif.


Faktor Risiko yang Meningkatkan Perkembangan Milia


Memahami perbedaan antara milia primer dan sekunder merupakan dasar untuk mengenali berbagai faktor yang dapat meningkatkan kerentanan terhadap kista kecil ini. Beberapa faktor risiko berkontribusi terhadap perkembangan milia, terutama dengan memengaruhi penumpukan keratin di bawah permukaan kulit. Produk perawatan kulit yang berat atau oklusif, seperti krim berminyak, dapat secara fisik menjebak sel kulit mati dan keratin, sementara kerusakan akibat sinar matahari dapat menebalkan kulit, mengurangi kapasitas eksfoliasi alami, dan meningkatkan perangkap keratin. Selain itu, individu dengan kondisi kulit kronis seperti eksim atau dermatitis mengalami barier kulit yang terganggu dan peradangan yang terus-menerus, keduanya dapat memfasilitasi pembentukan milia. Faktor risiko utama meliputi:


  1. Penggunaan produk perawatan kulit yang berat dan oklusif

  2. Paparan sinar matahari kronis dan penebalan kulit yang diakibatkannya

  3. Kondisi kulit yang mendasari atau penggunaan kortikosteroid dalam jangka panjang


Mengadopsi rutinitas pembersihan yang lembut dengan produk yang dirancang untuk kulit sensitif dapat membantu mengurangi risiko penumpukan keratin dan pembentukan milia selanjutnya.

Related Posts

See All
Cara Terbentuknya Milia Pada Bayi Baru Lahir

Penasaran dengan benjolan putih kecil di wajah bayi baru lahir Anda? Temukan apa yang menyebabkan milia dan bagaimana benjolan itu bisa hilang secara misterius seiring waktu.

 
 
 

Comments


whatsapp reallface
logo reallface

hello@reallface.com

+62-822-2311-1923

The Icon Business Park - Unit B/3

BSD City - Tangerang

©2023 by Reallface - Aesthetic Clinic.

bottom of page